Kesederhanaan yang rumit.

Kesederhanaan hanya dapat dirasakan. Untuk memahaminya perlu perjalanan yang rumit.

Rabu, 22 Juli 2009

Hikmah dari Doa Ziarah Kubur

Saya coba sedikit berekspresi tentang doa ziarah.

"Assalamu ‘alaikum ya ahlad diyaar, minal mu’miniina wal mu’minaat. Wa innaa insya Allahu bikum laahiquuna. As-alullaaha lanaa wa la kumul’afiyaat"


Salam yang disampaikan kepada penghuni adalah doa: "Semoga keselamatan menaungi kalian semua". Mereka adalah para hambaNya yang sudah berakhir [seharusnya] segala urusannya dengan dunia. Maka Allah tempatkan mereka di alam yang tidak mungkin lagi menghadap dunia. Kegelapan di alam barzah adalah bila yang bersangkutan masih tetap ingin bertemu dengan dunia, karena semua perhatian dan kecintaannya masih tertinggal di dunia. Karena tak mungkin ditemuinya (inilah kegelapan) maka semua hal yang ditemui justru membuatnya terganggu dan menyiksanya. Sedangkan bagi mereka yang tidak lagi punya perhatian atau kecintaan sedikit pun dengan dunia, maka apa yang ada akan dapat diterima sebagai karunia dari Sang Maha Mencinta Yang Maha Baik. Sehingga akan berlaku baginya sebuah alam yang terang benderang penuh karunia dan membuatnya merasa berada dalam kedamaian (salam).

Jadi makna doa tersebut, adalah harapan agar mereka semua dalam keadaan yang telah benar-benar lepas dengan urusan dunia. Dan bagi yang belum, maka semoga mereka segera dapat melepaskan diri dari segala ingatan (perhatian) dan kecintaan pada dunia, lalu mengalihkan perhatian dan kecintaannya kepada Allah semata.

Semoga dengan begitu para ahli barzah senantiasa dapat menikmati karuniaNya yang indah, dan beristirahat dari segala urusan dunia yang semu dan sementara ini.

Akan halnya peziarah, maka lanjutan doa tadi adalah untuk mengingatkan diri sendiri. Bahwa diri ini juga tidak akan lama lagi berurusan dengan dunia. Bahwa diri ini juga harus segera memupus perhatian dan kecintaan kepada dunia. Kemudian mengalihkan dan mengisinya dengan kecintaan kepadaNya semata.

Alhamdulillah, kecintaanNya kepada kita semua telah disampaikanNya melalui para pendahulu kita. Terutama melalui rasulNya, hamba dan kecintaanNya Muhammad SAW. Dengan doa yang begitu indah dan mencakup segala keperluan.

Mohon kritik dan saran atas lebih dan kurangnya.

4 komentar:

  1. betapa kubur seharusnya mengingatkan kita tentang maut, betapa maut seharusnya mengingatkan kita untuk taubat, semakin dekat kepada Allah -ta'ala-.

    BalasHapus
  2. Sebuah renungan. mohon maaf jika kurang berkenan.

    -----

    MENGINGAT KEMATIAN (III)

    Assalamu’alaikum wr. wb.

    Saudaraku…,
    Sesungguhnya orang yang sekarang sangat mencintai kehidupan dunia, dimana dia merasa bahwa seolah-olah akan hidup untuk selama-lamanya, seolah-olah maut tidak akan pernah menyapanya, seolah-olah semua perbuatannya tidak akan pernah dimintai pertanggung-jawaban kepada-Nya kelak dikemudian hari, maka nantinya (di alam akhirat) justru malah berharap mati/kematian/kebinasaan. Dia sangat berharap pada kematian/kebinasaan agar terlepas dari siksa yang amat besar yaitu azab di neraka yang amat panas serta berharap dikembalikan lagi ke dunia.

    “Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan**)”. (QS. Al Furqaan. 13). **) Maksudnya ialah mereka mengharapkan kebinasaan, agar terlepas dari siksa yang amat besar, yaitu azab di neraka yang amat panas dengan dibelenggu, di tempat yang amat sempit pula, sebagai yang dilukiskan itu.

    “Mereka ingin ke luar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat ke luar daripadanya, dan mereka beroleh azab yang kekal”. (QS. Al Maa-idah. 37).

    “Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka”. (QS. Al Baqarah. 167).

    “Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan)”. (QS. Al An’aam. 27).

    BalasHapus
  3. (Lanjutan):

    -----

    Saudaraku…,
    Sedangkan orang yang sekarang senantiasa mengingat kematian, dimana dia bisa merasakan bahwa hidup ini ternyata teramat singkat, dan maut bisa datang menjemputnya setiap saat, sementara semua perbuatannya (selama masa hidupnya di dunia yang teramat singkat ini) akan dimintai pertanggung-jawaban kepada-Nya kelak dikemudian hari, dan dia juga mengetahui bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan, maka nantinya (di alam akhirat) justru berbahagia karena mereka tidak akan pernah berjumpa lagi dengan kematian. Mereka akan kekal di sana.

    ”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (QS. Ali ‘Imran. 185).

    ”Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam surga itu ialah "salaam" (QS. Ibrahim. 23).

    “(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik*) oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun`alaikum**), masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS. An Nahl. 32). *) Maksudnya ialah wafat dalam keadaan suci dari kekafiran dan kemaksiatan; atau dapat juga berarti mereka mati dalam keadaan senang karena ada berita gembira dari malaikat bahwa mereka akan masuk surga. **) Artinya: selamat sejahtera bagimu.

    Saudaraku…,
    Demikianlah gambaran keadaan kita sekarang (selama masa hidup di dunia yang teramat singkat ini) serta keadaan kita di masa yang akan datang (yaitu di alam akhirat, dimana kita akan hidup selamanya di sana). Jika saat ini kita teramat mencintai dunia dan melupakan kematian, maka nantinya (di alam akhirat) justru akan berharap pada kematian/kebinasaan. Na’udzubillahi mindzalika! Sebaliknya, jika saat ini kita senantiasa mengingat kematian, maka nantinya (di alam akhirat) kita justru teramat berbahagia karena kita tidak akan pernah berjumpa lagi dengan kematian, karena kita akan kekal di sana.

    Saudaraku…,
    Tentunya, semuanya akan kembali pada diri kita masing-masing, jalan mana yang akan kita pilih. Ya, Allah... ” Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. (QS. Al Faatihah. 6-7). Semoga bermanfaat!

    BalasHapus
  4. Terima kasih kepada saudara-saudara yang telah memberikan atensi pada tulisan yang sederhana ini. Semoga dapat menjadikan kita melihat kebenaran dan kebaikan anugerahNYA dengan lebih mudah dan semakin membawa kita kepada penyaksian yang sebenarnya.

    BalasHapus